Senin, 01 Oktober 2012

Suku Dayak Maanyan merupakan salah satu dari bagian subsuku Dayak dan juga merupakan salah satu dari suku-suku Dusun (Kelompok Barito bagian Timur) sehingga disebut juga Dusun Maanyan. Suku-suku Dusun termasuk golongan rumpun Ot Danum, salah satu rumpun suku Dayak sehingga disebut juga Dayak Maanyan. Suku Dayak Maanyan mendiami bagian timur provinsi Kalimantan Tengah, terutama di Kabupaten Barito Timur dan sebagian Kabupaten Barito Selatan yang disebut Maanyan I. Suku Dayak Maanyan juga mendiami bagian utara provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Tabalong yang disebut Dayak Warukin. Dayak Balangan (Dusun Balangan) yang terdapat di Kabupaten Balangan dan Dayak Samihim yang terdapat di Kabupaten Kotabaru juga digolongkan ke dalam suku Dayak Maanyan. Suku Maanyan di Kalimantan Selatan dikelompokkan sebagai Maanyan II. Suku Maanyan merupakan suku yang baru muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 2,80% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Maanyan tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus 1930.[1] Menurut orang Maanyan, sebelum menempati kawasan tempat tinggalnya yang sekarang, mereka berasal dari hilir (Kalimantan Selatan). Walaupun sekarang wilayah Barito Timur tidak termasuk dalam wilayah Kalimantan Selatan, tetapi wilayah ini dahulu termasuk dalam wilayah terakhir Kesultanan Banjar sebelum digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860, yaitu wilayah Kesultanan Banjar yang telah menyusut dan tidak memiliki akses ke laut, sebab dikelilingi daerah-daerah Hindia Belanda. Menurut situs "Joshua Project" suku Maanyan berjumlah 71.000 jiwa. Menurut sastra lisan suku Maanyan, setelah mendapat serangan Marajampahit (Majapahit) kepada Kerajaan Nan Sarunai, suku ini terpencar-pencar menjadi beberapa sub-etnis. Suku ini terbagi menjadi 7 subetnis, di antaranya: Maanyan Patai Maanyan Paku Maanyan Paju Epat (murni) Maanyan Dayu Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh Banjar) Maanyan Jangkung (ada pengaruh Banjar) Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada pengaruh Banjar) Maanyan Warukin (ada pengaruh Banjar) dan lain-lain Keunikan Suku Dusun Maanyan, antara lain mereka mempraktikkan ritus pertanian, upacara kematian yang rumit, serta memanggil dukun (balian) untuk mengobati penyakit mereka.[2] Daftar isi 1 Budaya 1.1 Kematian 1.2 Bahasa 1.3 Organisasi 1.4 Lagu Daerah Dayak Maanyan 2 Suku Maanyan di Kalimantan Selatan 2.1 Dayak Warukin 2.2 Dayak Dusun Balangan 2.3 Dayak Samihim 3 Lihat pula 4 Catatan kaki 5 Pranala luar Budaya Kematian Andrey Badowo Suta Ono home base Tamiang Layang. MA'ANYAN bukan Sub Suku, tetapi Ma'anyan adalah suku tertua di pulau Kalimantan, bahkan karena mereka memiliki bahasa, huruf, tempat tinggal menetap dan budaya yang langgeng, mereka dapat disebut sebagai Bangsa Ma'anyan. Dari penelitian 6 profesor antropologi, melalui ekspedisi SARI MANOK, yang melayari lautan Hindia/Lautan Indonesia selama beberapa minggu ekspedisi yang hanya menggunakan perahu model kuno Ma'anyan, tanpa kompas, tanpa navigasi, tanpa bantuan satelit, tanpa penerangan genset, mampu mencapai Pulau MADAGASKAR dengan selamat. Sekali lagi hanya dengan perahu dari batang pohon. Menurut para peneliti tersebut MA'ANYAN sudah mendiami pulau Kalimantan sejak 2500 tahun sebelum masehi, artinya sejajar dengan zaman Nabi MUSA AS. Dan 60 % Bahasa MERINA adalah sama dengan Bahasa MA'ANYAN yang saat ini hidup/tinggal di Kalimantan Tengah ( Barito Timur, Barito Selatan, Barito Utara, Tabalong (Kalimantan Selatan). Sekali lagi MA'ANYAN bukan SUb Suku tetapi INDUK SUKU ! "Ada danam puji witu tanyung jawa, ada tanyuh tulu witu tanyung pilayaran" ini sekelumit bahasa Ma'anyan Madagaskar. Bahasa Bahasa Dayak Maanyan banyak memiliki persamaan dengan bahasa di Madagaskar. contoh bahasa Maanyan adalah kamu = Hanyu Mandi = Mandrus Tidur = manree Organisasi Organisasi suku ini adalah "Dusmala" yang menggabungkan 3 suku Dayak yang serumpun yaitu Dusun, Maanyan dan Lawangan. Lagu Daerah Dayak Maanyan Tumpi Wayu Tataku Balinga Miheput NGANO Saragi Suku Maanyan di Kalimantan Selatan Dayak Warukin Peta Kecamatan Tanta Dayak Warukin adalah subetnis suku Dayak Maanyan yang mendiami desa Warukin, Haus, dan sekitarnya di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Pemukiman Dayak Warukin terdapat dalam daerah kantong/enclave yang di sekitarnya adalah daerah pemukiman suku Banjar. Hal ini bisa terjadi karena dahulu kala daerah di sekitar lembah sungai Tabalong pada umumnya adalah wilayah tradisonal Maanyan, tetapi akhirnya mereka terdesak oleh perkembangan Kerajaan Negara Dipa yang menjadi cikal bakal suku Banjar. Selanjutnya, suku Maanyan terkonsentrasi di sebelah barat yaitu di wilayah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Sebagian terdapat di sebelah timur yaitu di Kabupaten Kotabaru yang disebut Dayak Samihim. Dayak Warukin di desa Warukin, Kecamatan Tanta, Tabalong merupakan bagian dari Maanyan Benua Lima. Maanyan Benua Lima merupakan subetnis Maanyan yang terdapat di kecamatan Benua Lima, Barito Timur. Nama asalnya Maanyan Paju Lima. Istilah "benua" berasal dari Bahasa Melayu Banjar. Upacara adat rukun kematian Kaharingan pada Dayak Warukin disebut mambatur. Istilah ini pada subetnis Maanyan Benua Lima pada umumnya disebut marabia. Kekerabatan bahasa Maanyan Warukin dengan bahasa Banjar Kuala Lupak (Banjar Kuala) sekitar 50%. Kekerabatan bahasa Maanyan Warukin dengan bahasa Banjar Asam-Asam sekitar 57%. Dayak Dusun Balangan Dayak Dusun Balangan adalah subetnis suku Dayak Maanyan yang mendiami perhuluan sungai Balangan di kecamatan Juai dan Halong. Sebagian anggota suku Dayak Dusun Balangan beragama Buddha. Dayak Samihim Dayak Samihim mendiami kecamatan Pamukan Utara (no. 2), Pamukan Barat (no. 3) dan Sungai Durian (no. 4) Dayak Samihim adalah subetnis suku Dayak Maanyan yang mendiami daerah timur laut Kalimantan Selatan. Kekerabatan bahasa Samihim dengan bahasa Maanyan sekitar 80%. Kekerabatan bahasa Samihim dengan bahasa Dayak Labuhan sekitar 45%. Kekerabatan bahasa Samihim dengan bahasa Bajau sekitar 46%. Kekerabatan bahasa Samihim dengan bahasa Bakumpai sekitar 51%. Kekerabatan bahasa Samihim dengan bahasa Bukit sekitar 59%.[3] Sebagian Dayak Samihim yang beragama Kristen (Gereja Kalimantan Evengelis) mendiami desa Mangka dibawah pendeta pertamanya Aaron Bingan.[4] Desa lain kediaman suku Dayak Maanyan adalah desa Buluh Kuning, Betung dan lain-lain. Dayak Samihim memiliki seni musik yang khas yaitu kukurung. Lihat pula Peninggalan purbakala Maanyan Kukurung Catatan kaki ^ (Indonesia) Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831 ^ (Inggris)Susanto, A. Budi (2003). Politik dan postkolonialitas di Indonesia. Kanisius. ISBN 9789792108507.ISBN 9792108505 ^ (Indonesia) Kawi (2002). Penelitian kekerabatan dan pemetaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia: Provinsi Kalimantan Selatan. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 44. ISBN 9796851334.ISBN 9789796851331 ^ (Indonesia) Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia. hlm. 42. ISBN 9789799290588. ISBN 979-9290-58-9 Pranala luar Tradisi Kekebalan Tubuh Suku Dayak Dusun Balangan (Indonesia) Asal usul Suku Maanyan (Inggris) Kamus Bahasa Maanyan - Bahasa Inggris (Inggris) East Barito: Who Were the Malayo-Polynesian Migrants to Madagascar? (Inggris) Borneo as a Cross-Roads for Comparative Austronesian Linguistics by Alexander Adelaar (Indonesia) Sejarah Singkat Maanyan (Indonesia) Balai Adat Jadi Lambang Persaudaraan Orang Maanyan, Banjar dan Madagaskar (Indonesia) Orang Merina Madagaskar di Afrika Berasal dari Suku Dayak atau Bugis